EQUIPPING PUBERTY WISELY: A PSYCHOLOGICAL PERSPECTIVE ON PUBERTY
19 Januari 2024

By HUMAS


Masa pubertas adalah tahap perkembangan yang penuh perubahan, tantangan, dan penemuan identitas. Dalam menyikapi fase ini, perspektif psikologi memiliki peran krusial untuk membimbing para pemuda dan pemudi. Acara pembekalan Akil Balig di SD GIS 2 Serpong mengusung pendekatan psikologis, menghadirkan para ahli psikologi yang memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana menghadapi dinamika emosional dan psikologis pada masa pubertas.

Psikologi sebagai Alat Pemahaman

Linda Maysha, M. Psi, Psikolog, yang terlibat dalam pembekalan Akil Balig, menyampaikan bahwa pemahaman tentang aspek psikologi menjadi kunci dalam membantu pemuda dan pemudi menghadapi perubahan emosional dan psikologis yang terjadi selama masa pubertas. "Penting bagi mereka untuk memahami diri sendiri, mengelola emosi, dan membangun kemandirian psikologis," ungkap Linda Maysha.

Penanganan Tantangan dan Konflik Internal

Rizky Nadya Febriyanti, M. Psi, Psikolog, menyoroti pentingnya memberikan pemahaman kepada para peserta mengenai tantangan dan konflik internal yang mungkin muncul selama masa pubertas. "Ini adalah periode di mana individu mencari identitasnya, dan hal ini dapat menimbulkan konflik batin. Oleh karena itu, penting untuk memberikan ruang bagi mereka untuk mengungkapkan dan memahami perasaan mereka," kata Rizky Nadya Febriyanti.

Pengembangan Kemandirian dan Ketrampilan Sosial

Pembekalan Akil Balig dalam perspektif psikologi juga fokus pada pengembangan kemandirian dan ketrampilan sosial. Para peserta didik diajarkan cara mengelola stres, membangun rasa percaya diri, dan berkomunikasi secara efektif. "Kemandirian dan ketrampilan sosial membantu mereka berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan membentuk hubungan yang sehat," tambah Linda Maysha.

Mendukung Proses Penemuan Identitas

Pada masa pubertas, proses penemuan identitas menjadi sangat signifikan. Rizky Nadya Febriyanti menjelaskan bahwa melalui perspektif psikologi, kita dapat membantu mereka menjelajahi minat, bakat, dan nilai-nilai yang menjadi bagian dari identitas mereka. "Ini adalah waktu yang penuh eksplorasi diri, dan kita sebagai pembimbing dapat mendukung mereka dalam proses tersebut," ucapnya.

Kesimpulan

Pembekalan Akil Balig dari perspektif psikologi tidak hanya membekali pemuda dan pemudi dengan pemahaman diri, tetapi juga memberikan alat untuk menghadapi dan mengelola perubahan emosional dan psikologis. Dengan penguatan kemandirian, ketrampilan sosial, dan dukungan pada proses penemuan identitas, diharapkan generasi muda dapat menghadapi masa pubertas dengan bijak dan membangun fondasi psikologis yang kuat untuk masa depan mereka.

Share this post :